Kamis, 15 Oktober 2015

Memahami Teori PERS [Soviet] Komunis -Part 2/3



Lenin dan Stalin
Ternyata Soviet paska diperintah oleh Lenin lewat partainya Bolshevik ternayta tidak banyak berkembang. Usahanya untuk menghilangkan kendali swasta dan mengambil alih alat alat produksi swasta malah berakhir buruk karena mendatangkan kevakuuman perdagangan.  Rakyat juga ternyata tidak semudah itu untuk “diseragamkan” apalagi kelompok yang berkuasa (Bolshevic) hanya segelintir orang fanatic dengan kekuasaan besar – disebut Promothean. Kalaupun mereka berkuasan bukan karena berhasil mengkonsolidasi kekuaatan tapi karena tindakan yang represif terhadap para pembangkang.  Bolshevik adalah dictator yang tujuan utamanya bukan pada peningkatan kekuatan materialistic, tapi lebih pemaksaan ideology – semua orang dipaksa memiliki gagasan yang sama.
Sumber kekuasaan pada Soviet Komunisme ada pada masyarakat sosialnya, yang jika digabungkan dengan sumber daya alam dan alat produksi akan mencapai puncaknya.  Gabungan ini diwadahi oleh sebuah partai, atau tepatnya satu satunya partai yaitu Partai Komunis.  Maka Partai Komunis ini bertindak sebagai penjaga dan pemimpin massa.  Jika pada Libertarian, kebenaran hadir dari sebuah proses dialektika yang membentuk sintesa maka pada Soviet, kebeneran adalah keputusan akhir yang diambil dari pertimbangan kolektif Partai Komunis yang selanjutnya ditentukan menjadi GARIS PARTAI (The Line). 

Ada beberapa efek dari prinsip soal kebeneran garis partai itu. Pertama komunikasi massa dilakukan oleh PERPANJANGAN TANGAN dari partai .  Kedua, segala sesuatu dapat berubah dan tidak mutlak. Seseorang yang dipenjara karena dianggap bertentangan dengan Garis Partai, bisa tiba tiba menjadi seorang pahlawan 5 tahun kemudian.  Akibat ketiga adalah munculnya standar ganda dalam menilai sebuah kebenaran. Disatu sisi konsep dasar negara (Komunisme) dianggap kebenaran mutlak, namun disisi lain komunikasi tidak dilandaskan atas penilaian objektif namun pada impaknya (yang justru dapat berubah sewaktu waktu).  Contohnya, media massa diharapkan dapat merubah pemberitaan dalam semalam begitu didapati bahwa tulisannya bertentangan dengan arahan partai TER-baru.

Komunikasi Massa di Soviet
Beberapa hal yang harus diingat tentang media massa di Soviet adalah bahwa: 1)digunakan sebagai instrument (TIDAK independen/objektif dalam berekspresi) negara dan partai 2)terintegrasi dengan instrument lainnya seperti intelijen, militer, polisi 3)Instrumen untuk “Pewahyuan” doktrin partai 4)Instrumen untuk mempersatukan (jadi tidak boleh membuka ruang untuk debat) 5)Alat untuk agitasi dan propaganda 5) Memiliki tanggung jawab seperti yang didoktrin oleh partai.
Dari lima fungsi diatas dapat dipahami bahwa semua media akan menyuarakan hal yang sama. Tidak seperti pada Libertarian dimana Koran A memiliki agenda A, Koran B dengan agenda B dan seterusnya. Tidak hanya media, bahkan diskusi dikelas, pertemuan diblok perumahan, perserikatan pekerja, eselon partai hingga kepolisian dan partai semua akan menyatakan satu hal yang sama.
Itu juga sebabnya mengaka para pemimpin menciptakan sistem kontrol dan penyensoran terhadap media siaran, televise, radio dan cetak untuk mencegah masuknya “pemikiran” asing dan juga beredarnya media media asing. 

Dapat dikatakan media massa di Soviet tidak memiliki integritas sendiri.  Hampir setiap hari media exposure isinya hampir sama satu dengan yang lain. Namun hal ini bisa dipahami karena seperti dikatakan Stalin, kepemimpinan politik yang sesungguhnya adalah “Kemampuan untuk meyakinkan massa bahwa kebijakan partai adalah benar dan diterima.”

Dalam fungsinya sebagai alat “Pewahyuan” konsep Marxist, media massa dihadapkan pada dua tugas. Tugas khususnya adalah sebagai CORONG untuk menyuarakan wahyu politik [garis partai] disetiap wilayah.  Pewahyuan yang dimaksud adalah ‘Membongkar Akal Busuk para kaum borjuis demi kepentingannya sendiri, dan menelanjangi  aksi busuk serta ‘potret sesungguhnya’ para kaum kelas atas ini kepada publik.’  Para kaum Proletar tak akan mendapat gambar dan informasi ini dari buku buku. Semua informasi ini disajikan untuk menyiapkan masyarakat dalam kegiatan revolusi mereka.   Jadi yang dilakukan media adalah mengupas sebuah event riil dari sudut pandang Marxis-Lenin-Stalin. Misalnya apa yang dilakukan oleh Komunis Prancis saat mereka ‘memaparkan’ keburukan Marshall Plan [Program Ekonomi AS untuk mengembalikan ekonomi Eropa paska PDII] –seperti kelangkaan barang, penutupan pabrik, skandal ekonomi dll.

Di soviet sendiri fungsi agitasi dan propagandis, walau terkesan mirip namun dalam pelaksanaannya memiliki perbedaan.  Seorang propagandis menyajikan banyak ide kepada segelintir orang sementara agitator menyampaikan sedikit ide kepada massa/banyak orang.  Itu sebabnya propagandis bekerja dengan media tulisan dan agitator lewat lisan.  Dan keseluruhan ini dilakukan oleh media di Soviet, baik cetak (propagandis) maupun agitator (televise dan radio).

Yang menarik adalah ketika Soviet Komunis dengan bangga mengakui bahwa media massa dinegerinya lah yang sesungguhnya “bebas” sementara media Amerika justru terkekang dan dikontrol oleh kapitalis.  Dan, sesungguhnya UUD Republik Sosialis Uni Soviet (USSR) memang memuat hal ini: “Negara menjamin kebebasan warganya  untuk berbicara, berkumpul, mengadakan pawai dan juga menjamin kebebasan pers.” Pertanyaannya, seperti apakah DEFENISI BEBAS di USSR?  Ternyata “Bebas” dalam doktrin mereka BUKAN lah bebas berekspresi dan beride seperti di Amerika, namun bebas dari rasa lapar, penggangguran, bebas dari ekspoitasi kaum kelas atas (borjuis dan pemodal).

Bagaimana Media Hidup & Berkembang di Soviet

Media Cetak.  Yang membedakan pertama adalah kontennya yang sangat spesialis, berbeda dengan media libertarian (AS) yang generalis – semua berita ada: keuangan, politik, olahraga,dll.  Separuh korannya adalah pertanian, lalu hampir 200 diperuntukkan bagi anak anak dan remaja. Selain itu jika pers libertarian sifatnya “just grown” atau muncul sesuai kondisi pasar dan permintaan maka pers Soviet sangat terencana. Misalnya untuk kawasan A, direncanakan medianya adalah Koran Pertanian dengan dicetak sekian eksemplar, dst.  Pers dinegeri ini terencana secara vertical dan horizontal.  Ekspansi vertical maksudnya memiliki afiliasi dan okupansi seperti penerbitan buku, juga dengan partai, serikat dll. Sementara horizontal maksudnya adanya varian varian penerbitan mulai dari yang terbesar Pravda (Partai Komunis Pusat) yang tersebar secara nasional, lalu Izvestiya (organ partai) untuk serikat pekerja. Lalu koran provinsi bahkan ma-ding atau majalah dinding yang mirip poster.  Semua media diSoviet tidak hanya didesign dan diorganisir dengan cermat tapi juga diawasi dengan ketat.

Pengawasan Pers
Pengawas utama adalah partai, BUKAN pemerintah walau pemerintah punya sebuah badan sensor bernama Glavlit [Kepala Administrasi Urusan Sastra dan Penerbitan]. Namun, Glavlit ini TIDAK mensensor semua penerbitan yang ada dibawah komando partai, jadi dengan kata lain hanya minor yang disensornya. Alasannya, pemerintah bisa berganti tapi partai tidak. Lagipula pers adalah milik rakyat, dan dipartai ada perwakilannya.

Ada tiga pola pengawasan partai. Pertama, menempatkan orang orangnya diredaksi. Orang tersebut diiutamakan yang PAKAR soal marxisme dan politik, bukan jurnalistik. Kedua, lewat Departemen Propaganda dan Agitasi, Partai mengeluarkan sejumlah ARAHAN [semacam manual/SOP] tentang berita apa saja yang harus dimuat dan bagaimana pemuatannya. Didalamnya juga ada handout, yang isinya dokumen/surat dari dan kepada petinggi partai, alamat alamat penting serta official document lain.  Pola ketiga adalah lewat mekanisme EVALUASI dan KRITIK terhadap pers.  Ditiap level partai ada sebuah komite yang tugasnya melakukan fungsi ini secara terus menerus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent Posts