Lenin dan Stalin
Ternyata Soviet paska
diperintah oleh Lenin lewat partainya Bolshevik ternayta tidak banyak
berkembang. Usahanya untuk menghilangkan kendali swasta dan mengambil alih alat
alat produksi swasta malah berakhir buruk karena mendatangkan kevakuuman
perdagangan. Rakyat juga ternyata tidak
semudah itu untuk “diseragamkan” apalagi kelompok yang berkuasa (Bolshevic)
hanya segelintir orang fanatic dengan kekuasaan besar – disebut Promothean.
Kalaupun mereka berkuasan bukan karena berhasil mengkonsolidasi kekuaatan tapi
karena tindakan yang represif terhadap para pembangkang. Bolshevik adalah dictator yang tujuan utamanya
bukan pada peningkatan kekuatan materialistic, tapi lebih pemaksaan ideology –
semua orang dipaksa memiliki gagasan yang sama.
Sumber kekuasaan pada Soviet Komunisme ada pada masyarakat
sosialnya, yang jika digabungkan dengan sumber daya alam dan alat produksi akan
mencapai puncaknya. Gabungan ini
diwadahi oleh sebuah partai, atau tepatnya satu satunya partai yaitu Partai
Komunis. Maka Partai Komunis ini
bertindak sebagai penjaga dan pemimpin massa. Jika pada Libertarian, kebenaran hadir dari
sebuah proses dialektika yang membentuk sintesa maka pada Soviet, kebeneran
adalah keputusan akhir yang diambil dari pertimbangan kolektif Partai Komunis
yang selanjutnya ditentukan menjadi GARIS PARTAI (The Line).
Ada beberapa efek dari prinsip soal kebeneran garis partai
itu. Pertama komunikasi massa dilakukan oleh PERPANJANGAN TANGAN dari partai
. Kedua, segala sesuatu dapat berubah
dan tidak mutlak. Seseorang yang dipenjara karena dianggap bertentangan dengan
Garis Partai, bisa tiba tiba menjadi seorang pahlawan 5 tahun kemudian. Akibat ketiga adalah munculnya standar ganda
dalam menilai sebuah kebenaran. Disatu sisi konsep dasar negara (Komunisme)
dianggap kebenaran mutlak, namun disisi lain komunikasi tidak dilandaskan atas
penilaian objektif namun pada impaknya (yang justru dapat berubah sewaktu
waktu). Contohnya, media massa
diharapkan dapat merubah pemberitaan dalam semalam begitu didapati bahwa
tulisannya bertentangan dengan arahan partai TER-baru.
Komunikasi Massa di Soviet
Beberapa hal yang harus diingat tentang media massa di
Soviet adalah bahwa: 1)digunakan sebagai instrument (TIDAK independen/objektif
dalam berekspresi) negara dan partai 2)terintegrasi dengan instrument lainnya
seperti intelijen, militer, polisi 3)Instrumen untuk “Pewahyuan” doktrin partai
4)Instrumen untuk mempersatukan (jadi tidak boleh membuka ruang untuk debat)
5)Alat untuk agitasi dan propaganda 5) Memiliki tanggung jawab seperti yang
didoktrin oleh partai.
Dari lima fungsi diatas dapat dipahami bahwa semua media
akan menyuarakan hal yang sama. Tidak seperti pada Libertarian dimana Koran A
memiliki agenda A, Koran B dengan agenda B dan seterusnya. Tidak hanya media,
bahkan diskusi dikelas, pertemuan diblok perumahan, perserikatan pekerja,
eselon partai hingga kepolisian dan partai semua akan menyatakan satu hal yang
sama.
Itu juga sebabnya mengaka para pemimpin menciptakan sistem
kontrol dan penyensoran terhadap media siaran, televise, radio dan cetak untuk
mencegah masuknya “pemikiran” asing dan juga beredarnya media media asing.
Dapat dikatakan media massa di Soviet tidak memiliki
integritas sendiri. Hampir setiap hari
media exposure isinya hampir sama satu dengan yang lain. Namun hal ini bisa
dipahami karena seperti dikatakan Stalin, kepemimpinan politik yang
sesungguhnya adalah “Kemampuan untuk meyakinkan massa bahwa kebijakan partai
adalah benar dan diterima.”
Dalam fungsinya sebagai alat “Pewahyuan” konsep Marxist,
media massa dihadapkan pada dua tugas. Tugas khususnya adalah sebagai CORONG
untuk menyuarakan wahyu politik [garis partai] disetiap wilayah. Pewahyuan yang dimaksud adalah ‘Membongkar
Akal Busuk para kaum borjuis demi kepentingannya sendiri, dan menelanjangi aksi busuk serta ‘potret sesungguhnya’ para
kaum kelas atas ini kepada publik.’ Para
kaum Proletar tak akan mendapat gambar dan informasi ini dari buku buku. Semua
informasi ini disajikan untuk menyiapkan masyarakat dalam kegiatan revolusi
mereka. Jadi yang dilakukan media
adalah mengupas sebuah event riil dari sudut pandang Marxis-Lenin-Stalin.
Misalnya apa yang dilakukan oleh Komunis Prancis saat mereka ‘memaparkan’
keburukan Marshall Plan [Program Ekonomi AS untuk mengembalikan ekonomi Eropa
paska PDII] –seperti kelangkaan barang, penutupan pabrik, skandal ekonomi dll.
Di soviet sendiri
fungsi agitasi dan propagandis, walau terkesan mirip namun dalam pelaksanaannya
memiliki perbedaan. Seorang propagandis
menyajikan banyak ide kepada segelintir orang sementara agitator menyampaikan
sedikit ide kepada massa/banyak orang. Itu sebabnya propagandis bekerja dengan media
tulisan dan agitator lewat lisan. Dan
keseluruhan ini dilakukan oleh media di Soviet, baik cetak (propagandis) maupun
agitator (televise dan radio).
Yang menarik adalah ketika Soviet Komunis dengan bangga mengakui
bahwa media massa dinegerinya lah yang sesungguhnya “bebas” sementara media
Amerika justru terkekang dan dikontrol oleh kapitalis. Dan, sesungguhnya UUD Republik Sosialis Uni
Soviet (USSR) memang memuat hal ini: “Negara menjamin kebebasan warganya untuk berbicara, berkumpul, mengadakan pawai
dan juga menjamin kebebasan pers.” Pertanyaannya, seperti apakah DEFENISI BEBAS
di USSR? Ternyata “Bebas” dalam doktrin
mereka BUKAN lah bebas berekspresi dan beride seperti di Amerika, namun bebas
dari rasa lapar, penggangguran, bebas dari ekspoitasi kaum kelas atas (borjuis
dan pemodal).
Bagaimana Media Hidup & Berkembang di Soviet
Media Cetak. Yang
membedakan pertama adalah kontennya yang sangat spesialis, berbeda dengan media
libertarian (AS) yang generalis – semua berita ada: keuangan, politik,
olahraga,dll. Separuh korannya adalah
pertanian, lalu hampir 200 diperuntukkan bagi anak anak dan remaja. Selain itu
jika pers libertarian sifatnya “just grown” atau muncul sesuai kondisi pasar
dan permintaan maka pers Soviet sangat terencana. Misalnya untuk kawasan A,
direncanakan medianya adalah Koran Pertanian dengan dicetak sekian eksemplar,
dst. Pers dinegeri ini terencana secara
vertical dan horizontal. Ekspansi
vertical maksudnya memiliki afiliasi dan okupansi seperti penerbitan buku, juga
dengan partai, serikat dll. Sementara horizontal maksudnya adanya varian varian
penerbitan mulai dari yang terbesar Pravda (Partai Komunis Pusat) yang tersebar
secara nasional, lalu Izvestiya (organ partai) untuk serikat pekerja. Lalu koran
provinsi bahkan ma-ding atau majalah dinding yang mirip poster. Semua media diSoviet tidak hanya didesign dan
diorganisir dengan cermat tapi juga diawasi dengan ketat.
Pengawasan Pers
Pengawas utama adalah partai, BUKAN pemerintah walau
pemerintah punya sebuah badan sensor bernama Glavlit [Kepala Administrasi
Urusan Sastra dan Penerbitan]. Namun, Glavlit ini TIDAK mensensor semua
penerbitan yang ada dibawah komando partai, jadi dengan kata lain hanya minor
yang disensornya. Alasannya, pemerintah bisa berganti tapi partai tidak.
Lagipula pers adalah milik rakyat, dan dipartai ada perwakilannya.
Ada tiga pola pengawasan partai. Pertama, menempatkan orang
orangnya diredaksi. Orang tersebut diiutamakan yang PAKAR soal marxisme dan
politik, bukan jurnalistik. Kedua, lewat Departemen Propaganda dan Agitasi,
Partai mengeluarkan sejumlah ARAHAN [semacam manual/SOP] tentang berita apa
saja yang harus dimuat dan bagaimana pemuatannya. Didalamnya juga ada handout,
yang isinya dokumen/surat dari dan kepada petinggi partai, alamat alamat
penting serta official document lain.
Pola ketiga adalah lewat mekanisme EVALUASI dan KRITIK terhadap pers. Ditiap level partai ada sebuah komite yang
tugasnya melakukan fungsi ini secara terus menerus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar