Here is the thing: Ada sebuah teori pada ilmu komunikasi yang sangat terkenal yakni: Simbolic Interactionsm. Teori ini pertama dikemukakan oleh seorang Sosiologi (juga Filosofer) dari University of Chicago yaitu George Herbert Mead.
Salah satu premis yang dikemukan Mead dalam teorinya ini adalah bahwa "Man continuously making conversation to himself". Bahwa manusia secara kontinyu, terus menerus melakukan "percakapan" dengan dirinya. Bagaimana kualitas dari "internal conversation" ini menentukan bagaimana seseorang MENANGKAP dan MENGARTIKAN simbol simbol disekitarnya. - Btw, jangan bayangkan simbol disini kaya simbol Lalu lintas ( -- ) berarti Verbodden, lampu merah berarti berhenti dan seterusnya ya.
SYMBOL yang dimaksud adalah "menangkap" pesan (verbal, non verbal) saat berinteraksi dengan manusia lain, JUGA ...... nah ini yang penting, pesan dari sebuah SITUASI.
Contoh: Disebuah halte, seorang wanita duduk sendiri, kepala menunduk.....kepalanya terpekur dan ia sesunggukan. -- Situasi ini adalah sebuah SIMBOL yang AKAN DIMAKNAI berbeda oleh setiap orang yang melihatnya.
A: akan memaknai wanita ini sedang stress, ditinggal pacar....
B: akan memaknai wanita ini baru dipecat
C: akan memaknai wanita ini baru dicopet
D: akan memaknai wanita ini baru nonton pelem India di Bioskop 21, sejam lalu.
E: Wanita gila!
F: ......... tidak menangkap kesan apa2. His/Her brain JUST RESIST to make ANY conclude about this scenary.
Nah, A, B, C, D, E dan bahkan F, sebelum tiba pada konklusi diatas sebelumnya melakukan "percakapan" dengan dirinya.
Herbert Blumer, murid dari Herbert Mead (ga ngerti kenapa dua duanya pake nama Herbert) yang juga sosiolog melengkapi premis dari Mead. Katanya, didalam diri manusia ada TIGA komponen kepribadian:
I = the animal instinct of human being: kedagingan, reaksi spontan dan kadang diluar nalar
Me = bagian "kesadaran" dari manusia, yang telah mengecap pendidikan norma, moral, agama, dll
SELF = adalah PENENTU, yang mengambil konlusi (bagian yang terlihat oleh dunia/orang lain), dari "pertempuran I dan Me"
*
Do you know WHY each of us need "A Me Time"?
Karena Anda harus menyediakan waktu bagi "Me" memperkuat dirinya, melatih dirinya, melihat LEBIH BANYAK hal tanpa harus ada paksaan memberikan respon kepada orang yang duduk disekitar Anda (teman, keluarga, klien, dst), tanpa harus berbasa basi ... dan satu lagi, ketika sendirian resiko yang ditanggung saat "I" berulah bisa diminimalisir.
Contoh: Anda sedang "Me time" di Plasa Indonesia, duduk asik sambil melihat orang lalu lalang dan tiba2 lewatlah seorang tante tante dengan pakaian paling kacau yang pernah Anda liat. Coba kalo lagi berdua ama temen, pasti ANda bedua langsung nyerocos ngata-ngatain si tante menor kan? dosa, tau! wkwkwkwkw...... sementara kalau sendiri, "I" Anda akan berkata "ih, orang gila apa ya? ngga ngaca apa body ama baju ga matching gitu. Sinting." Sementara "Me" akan berkata "ya ampunnn." - DAN, entah siapapun yang menang diantara kedua sisi dari Anda....ngga ngaruh juga terhadap orang lain.
Fawne Hansen, seorang Wellness Coach, menyebut 3 kegunaan ME TIME dari sisi "stress management" - jadi tidak ada hubungannya dengan teori komunikasi. Tapi menaraik bahwa keduanya saling mendukung.
Pertama: Taking some “me” time can help you avoid irritability and enable you to control your emotions. If you live with someone, like a spouse, partner or children, or even pet, they may not understand your need to take “me” time but they certainly will appreciate the way your mood has improved. The lack of time to yourself can cause you to build up resentments that can harm you and your relationships. When you spend all your time filling other people’s cups
Kedua, Taking a little time for yourself refreshes and re-energizes you. It allows you to think more clearly and make better decisions.
Ketiga, the ability to sleep better, less fatigue, depression and anxiety, greater resistance to sickness, and less tension.
Keempat, Indirectly, taking time for yourself may also improve your interpersonal and business relationships, making you a better partner, parent, or employee. - Fawne tidak menjelaskan alasannya, tapi secara komunikasi hal ini bisa diterima. Jika "I" dan "Me" Anda berdamai, Anda akan menjadi pribadi yang lebih firm, tegas, tidak GALAU karena sisi"ME" Anda jauh lebih berkuasa, terlatih mengambil keputusan positif didalam ketenangan (not in anxiety). Pada akhirnya interpersonal Skill Anda akan baik dan orang lain nyaman merasa dekat dengan Anda.
Oiya, While in your "Me TIME", keep your gadget OFF.
So, janganlah sering sering berpikir "Waduuhhh, kalo sendirian ngga enak nihhh...harus ajak orang lain." STOP IT and START to enjoy yourself.
* Okey, sekian dulu, saya mo ke PS dulu, duduk manis ngopi dan menikmati my "Me Time"
Salah satu premis yang dikemukan Mead dalam teorinya ini adalah bahwa "Man continuously making conversation to himself". Bahwa manusia secara kontinyu, terus menerus melakukan "percakapan" dengan dirinya. Bagaimana kualitas dari "internal conversation" ini menentukan bagaimana seseorang MENANGKAP dan MENGARTIKAN simbol simbol disekitarnya. - Btw, jangan bayangkan simbol disini kaya simbol Lalu lintas ( -- ) berarti Verbodden, lampu merah berarti berhenti dan seterusnya ya.
SYMBOL yang dimaksud adalah "menangkap" pesan (verbal, non verbal) saat berinteraksi dengan manusia lain, JUGA ...... nah ini yang penting, pesan dari sebuah SITUASI.
Contoh: Disebuah halte, seorang wanita duduk sendiri, kepala menunduk.....kepalanya terpekur dan ia sesunggukan. -- Situasi ini adalah sebuah SIMBOL yang AKAN DIMAKNAI berbeda oleh setiap orang yang melihatnya.
A: akan memaknai wanita ini sedang stress, ditinggal pacar....
B: akan memaknai wanita ini baru dipecat
C: akan memaknai wanita ini baru dicopet
D: akan memaknai wanita ini baru nonton pelem India di Bioskop 21, sejam lalu.
E: Wanita gila!
F: ......... tidak menangkap kesan apa2. His/Her brain JUST RESIST to make ANY conclude about this scenary.
Nah, A, B, C, D, E dan bahkan F, sebelum tiba pada konklusi diatas sebelumnya melakukan "percakapan" dengan dirinya.
Herbert Blumer, murid dari Herbert Mead (ga ngerti kenapa dua duanya pake nama Herbert) yang juga sosiolog melengkapi premis dari Mead. Katanya, didalam diri manusia ada TIGA komponen kepribadian:
I = the animal instinct of human being: kedagingan, reaksi spontan dan kadang diluar nalar
Me = bagian "kesadaran" dari manusia, yang telah mengecap pendidikan norma, moral, agama, dll
SELF = adalah PENENTU, yang mengambil konlusi (bagian yang terlihat oleh dunia/orang lain), dari "pertempuran I dan Me"
*
Do you know WHY each of us need "A Me Time"?
Karena Anda harus menyediakan waktu bagi "Me" memperkuat dirinya, melatih dirinya, melihat LEBIH BANYAK hal tanpa harus ada paksaan memberikan respon kepada orang yang duduk disekitar Anda (teman, keluarga, klien, dst), tanpa harus berbasa basi ... dan satu lagi, ketika sendirian resiko yang ditanggung saat "I" berulah bisa diminimalisir.
Contoh: Anda sedang "Me time" di Plasa Indonesia, duduk asik sambil melihat orang lalu lalang dan tiba2 lewatlah seorang tante tante dengan pakaian paling kacau yang pernah Anda liat. Coba kalo lagi berdua ama temen, pasti ANda bedua langsung nyerocos ngata-ngatain si tante menor kan? dosa, tau! wkwkwkwkw...... sementara kalau sendiri, "I" Anda akan berkata "ih, orang gila apa ya? ngga ngaca apa body ama baju ga matching gitu. Sinting." Sementara "Me" akan berkata "ya ampunnn." - DAN, entah siapapun yang menang diantara kedua sisi dari Anda....ngga ngaruh juga terhadap orang lain.
Fawne Hansen, seorang Wellness Coach, menyebut 3 kegunaan ME TIME dari sisi "stress management" - jadi tidak ada hubungannya dengan teori komunikasi. Tapi menaraik bahwa keduanya saling mendukung.
Pertama: Taking some “me” time can help you avoid irritability and enable you to control your emotions. If you live with someone, like a spouse, partner or children, or even pet, they may not understand your need to take “me” time but they certainly will appreciate the way your mood has improved. The lack of time to yourself can cause you to build up resentments that can harm you and your relationships. When you spend all your time filling other people’s cups
Kedua, Taking a little time for yourself refreshes and re-energizes you. It allows you to think more clearly and make better decisions.
Ketiga, the ability to sleep better, less fatigue, depression and anxiety, greater resistance to sickness, and less tension.
Keempat, Indirectly, taking time for yourself may also improve your interpersonal and business relationships, making you a better partner, parent, or employee. - Fawne tidak menjelaskan alasannya, tapi secara komunikasi hal ini bisa diterima. Jika "I" dan "Me" Anda berdamai, Anda akan menjadi pribadi yang lebih firm, tegas, tidak GALAU karena sisi"ME" Anda jauh lebih berkuasa, terlatih mengambil keputusan positif didalam ketenangan (not in anxiety). Pada akhirnya interpersonal Skill Anda akan baik dan orang lain nyaman merasa dekat dengan Anda.
Oiya, While in your "Me TIME", keep your gadget OFF.
So, janganlah sering sering berpikir "Waduuhhh, kalo sendirian ngga enak nihhh...harus ajak orang lain." STOP IT and START to enjoy yourself.
* Okey, sekian dulu, saya mo ke PS dulu, duduk manis ngopi dan menikmati my "Me Time"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar