Libertarian Theory of Press atau Teori
Libertrian Mass Media adalah konsep yang paling popular digunakan hingga saat
ini. Teori ini berbasis pada doktrin
Libertarian (liberalisme) yang berakar pada pemikiran sejumlah filsuf. Saat ini bisa dikatakan hampir semua negara,
kecuali yang menganut paham komunis, mengaku berada dibawah sayap atau naungan
paham kebebasan atau liberalisme. Tentu saja bagaimana penerapannya, apakah
benar benar sebagaimana yang dimaksud oleh doktrin liberalisme atau sekadar
lips service, masih harus dikaji
dengan lebih mendalam. Yang pasti, masing
masing pemerintah dan negara melakukan adjustment dan penyesuaian.
Postulat
Dasar
Sama seperti teori authoritarian, maka
prinsip dasar Libertarian juga berasumsi pada empat pokok pemikiran yang sama:
the nature of man, the nature of society, relasi manusia dengan masyarakat
(society) dan terakhir nature of knowledge and truth.
Manusia, menurut libertarian adalah
mahluk rasional. Kebahagiaan dan kesejahteraan adalah tujuan hidup setiap orang
didalam masyarakat dan manusia adalah mahlum berpikir yang mampu mengorganisir
dunia disekitarnya dan mengambil keputusan akan hal mana yang paling
menguntungkan. Manusia berbeda dari
mahluk lain, contohnya hewan, dalam hal bahwa kita manusia dapat berpikir, mengingat,
menggunakan pengalaman dan mengambil sebuah kesimpulan atau sintesa. Walaupun diakui bahwa masyarakat (society)
memberikan kontribusi yang besar kepada individu, bahwa individu hanya bisa
mengambangkan kapasitasnya ketika berada dalam sebuah masyarakat atau negara,
namun harus ada perlindungan terhadap kemungkinan negara/kelompok mengambil
alih peran dan hak individu. Para
filsuf liberalism malah menolak
statement yang menyatakan negara adalah ekspresi tertinggi dari pencapaian
manusia. Negara, kata mereka, tugasnya adalah wadah yang tugasnya memberikan
metoda (jalan/cara) kepada rakyatnya untuk mengembangkan potensial diri. Dan
ketika penguasa gagal melakukan fungsi itu maka harus ada perubahan atau
modifikasi terhadap metoda yang diambil. Atau, lebih ekstrim lagi penguasa yang
gagal harus diganti.
Teori Libertarian melihat ‘Knowledge and
Truth’ dari sudut pandang yang berbeda dengan Autoritarian yang sangat
menjunjung kekuasaan otoriter. Libertarian dipengaruhi oleh doktrin doktrin
kekristenan yang berkembang pada jamannya.
Dikatakan bahwa kemampuan berpikir (dan menilai) adalah anugrah dari
Tuhan, sebagaimana halnya pengetahuan akan baik dan buruk. Kebenaran, menurut
Libertarian adalah hasil AKHIR dari sebuah pengembangan, perbedaan pendapat dan
argumentasi yang dapat diterima oleh rasional manusia. (Ini berbeda dengan
Autoritarian bahwa Kebenaran ada pada penguasa; seperti Kebenaran versi Hitler
yang menyatakan bahwa “The Truth is us.”)
Perkembangan
Liberalisme
Berbagai temuan geografi dan astronomi
pada abad keenambelas telah membuka pemikiran baru dibenak manusia. Pola pikir
manusia terbuka (dan terbongkar) tentang apa yang namanya rasional dan
pentingnya sebuah pendalaman dan analisa. Manusia mulai sadar akan potensi
dirinya sendiri, dan menjadi sedemikian KRITIS.
Di Abad ke-17 orang mulai percaya bahwa dunia ini digerakkan oleh sebuah
“hukum alam” yang kemudian coba dijelaskan dengan berbagai rumusan matematika
dari Newton, Copernicus, Kepler dan yang lain.
Inilah era baru dalam “cara baru berpikir”. Inilah cikal bakal lahirnya paham kebebasan
berpikir yang kemudian melahirkan Liberalisme dan kemudian disebut dengan Era
Renaissance.
Faktor kedua adalah munculnya kelompok kelas menengah terutama di
Eropa Barat. Orang orang ini menolak dan muak dengan kedigdayaan dan kekuasaan
mutlak yang sebelumnya ada ditangan monarki (kerajaan) dan juga gereja.
Industri oleh para pemodal (kapitalis) perlahan menggeser kekuasaan monarki dan
antek anteknya. Inggris adalah negara
dimana perubahan drastic ini terjadi. Tahun 1688 menandai lahirnya supremasi
kaum senat diparlemen, dan munculnyua system politik partai. Adalah John Locke yang menjadi tokoh dan
filsuf politik dengan teorinya “popular sovereignity” yang menyatakan bahwa
pusat dari kekuasaan negara adalah suara rakyat. Adapun pemerintah adalah pemegang mandate
(trustee) dari masyarakat dan sewaktu waktu rakyat dapat menarik kembali
mandatnya. Prinsip ini yang kemudian
mendorong lahirnya revolusi Prancis dan Amerika dan menandai lahirnya era baru:
Enlightment pada abad ke-18.
[BERSAMBUNG]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar