Senin, 22 September 2014

Apakah Anda Orang Tua Digital? Berhati-hatilah........

("jika anak anda sedang luang, apa yang dia cari? Anda kah atau ipad Anda?........")

*
Lagi lagi: Analog vs Digital.

Ditulisan sebelumnya sudah membahas soal keduanya dari segi hubungan pasangan suami-istri. Sekarang mari kita lihat digitalisasi anak-orang tua.

Peristiwa seperti berikut ini sudah jamak saya saksikan:  Anak menangis (mulai dari pelan, kencang, hingga akhirnya meraung-raung). Lalu, karena gerah.......dan mungkin karena tidak tau harus bagaimana, ibu/bapaknya tergesa gesa mengeluarkan tab/gadget/smartphone dari tas dan menyerahkannya ke si-anak. Terkadang disambi dengan kata2 seperti: "ini....iniiiiiiiiiiii....nih maen game ini nih. Baru nihhhh.........niiiiiiiiiii (sambil mendemo game dimaksud)."

Itu salah satu contoh ketika si-anak sudah mengamuk.

Contoh lain ketika menjelang jam makan (siang atau malam). Demi untuk 'menghipnotis' si-anak supaya diam dan MANUT, modus yang sama dilakukan. Gadget gadget mulai dikeluarkan, dinyalakan, lalu sianak mulai di'goda' supaya bermain sembari "si-mbak" bersiap-siap dengan sepiring nasi dan sendok: stand by didepan sianak.

Apa kesimpulan dari kedua kejadian diatas?

Gadget adalah SOLUSI digital orang tua-orang tua sekarang untuk memecahkan masalah anak nangis atau ngamuk.

Menurut saya, ada yang salah dengan solusi seperti itu.

Pertama. Anda masih ingat apa yang dulu dilakukan orang tua kita tahun 80-90an waktu kita merengek-rengek ngga jelas kan? Mereka bertanya "kenapa? ada apa?" Ini namanya komunikasi analog. Dialog tatap muka. Itu yang benar. Orang tua jaman baheula berusaha mencari tau kenapa anaknya merengek2 ngga jelas......karena bisa saja si bocah merasa sakit, meriang, dan seterusnya. Tapi Anda mungkin jadi tidak tau karena buru buru menyodorkan mainan untuk mengalihkan kekesalan, atau rasa sakitnya.

Kedua. Anda menutup pintu komunikasi dengan anak tersebut.  Dikit dikit Anda sodori game, Anda sodori tab. Sekarang saya tanya, ketika si bocah sedang luang, apa yang dia cari:  Ipad Anda, atau Anda?  Kalau misalnya jawabannya yang pertama, sebaiknya Anda segera rubah digitalisasi relasi Anda dengan si-anak. Jadilah orang tua 'konvensional'. Sering-seringlah berbicara.

Ketiga. Anda membuat dia sakit mata. Tuhan itu menciptakan umur for a reason. Kalau masih bocah-bocah memang 'ditakdirkan' liat sesuatu yang jaoh2....maen layangan, maen ayunan, gundu, petak umpet, panjat pohon, lari-lari ditaman, sepatu roda, ngobrol sama bocah lain dan seterusnya. Ntar udah tua-an/dewasa, baru memandang sesuatu yang lebih dekat: dokumen, komputer, meeting diruangan (kan kalo meeting duduknya deket2an hehehe beda kalo maen ditaman).  Makanya Anak sekarang rata-rata suka cepet pusinggg....lha wong mata-nya diberi "kerja" yang bukan porsinya.

Keempat. Anda sedikit banyak merusak masa depan si bocah karena orang yang terlalu banyak maen gadget akan susah berkomunikasi termasuk mengutarakan pendapat, apalagi berdebat dan melakukan presentasi. Jadi nerd, karena kosa katanya pun terbatas. Anda tentu sering melihat kan, anak anak yang disuruh ngomong ke si Anu, takut........disuruh ngomong sama satpam nanya jalan, takut.......mau disuruh guru presentasi, sampe ngga bisa tidur 2 hari 2 malam.

Sekarang Anda mungkin bertanya, jadi boleh atau tidak anak dikasi ipad/dll. BOLEH. Tapi begitu dia sudah ketergantungan dan mencari ipad instead of you, TAKE THAT DAMN tab away from that boy/girl. Begitu dia merengek dan bertingkat ngga jelas, simply ask: ADA APA?

Demikian.

Tulisan ini adalah opini pribadi dari Feby Siahaan/Blog's owner.

Read also: "Jangan bosan bermain bersama anak"

Visit my travel blog at: http://i-indonesia.blogspot.com 

sumber: google image



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent Posts